Friday, May 2, 2008

52 Spesies Baru Ditemukan di Hutan Kalimantan

52 Spesies Baru Ditemukan di Hutan Kalimantan


JAKARTA, SELASA--Dalam kurun waktu satu setengah tahun terakhir, para ilmuwan berhasil mengidentifikasi sekitar 52 spesies hewan dan tumbuhan baru di Pulau Borneo (Kalimantan). Penemuan yang diuraikan dalam laporan World Wildlife Fund (WWF) itu meliputi 30 jenis ikan yang unik, dua jenis katak pohon, 16 jenis jahe, tiga jenis pohon, dan satu jenis tumbuhan berdaun lebar.

"Semakin kita cari, semakin banyak yang kita temukan," ujar Stuart Chapman, Koordinator Internasional WWF Program Heart of Borneo. Penemuan ke-52 spesies itu saja hanya berlangsung antara bulan Juli 2005 hingga September 2006.

Banyak temuan mengagumkan di antara spesies yang baru ditemukan. Antara lain seekor katak pohon dengan mata hijau terang yang mencolok.

Sedangkan di Borneo yang menjadi bagian Malaysia, rawa-rawa asam dan aliran air lambat berwarna hitam ternyata menjadi tempat tinggal bagi paedocypris micromegethes, ikan mungil yang panjangnya hanya sekitar 0,8 cm.

Ikan yang namanya berarti anak-anak dalam bahasa Yunani ini jauh lebih kecil dibanding semua jenis hewan bertulang belakang, kecuali sepupunya sendiri, yakni ikan berukuran 0,7 cm yang hidup di Sumatra.

Juga ditemukan enam jenis ikan Cupang (Aduan), termasuk satu jenis ikan yang sangat cantik dengan pola warna hijau-kebiruan yang berwarna-warni indah. Yang juga unik adalah sejenis ikan lele dengan gigi menonjol dan perut yang memudahkan untuk menempel pada batu.

Ikan lele yang memiliki pola warna tubuh menarik ini dinamai glyptothorax exodon, terkait bentuk gigi tonggosnya yang tetap terlihat walau ikan ini mengatupkan mulutnya. Sedangkan alat penghisap di perutnya memungkinkan ia untuk menempel di batuan ketika menghadang derasnya arus Sungai Kapuas.

Dari jenis tumbuhan, jenis jahe-jahean yang ditemukan sangat banyak hingga melebihi dua kali lipat jumlah spesies Etlingera yang telah ditemukan hingga saat ini. Selain itu, jenis-jenis pohon dari Borneo bertambah lagi oleh tiga spesies baru dari genus Beilschmiedia.

ist.
lele bergigi tonggos yang ditemukan di aliran Sungai Kapuas

Beberapa spesies yang baru ditemukan ini terdapat di kawasan "Heart of Borneo" sebuah wilayah pegunungan seluas 220 ribu kilometer persegi, yang ditutup oleh hutan hujan tropis di tengah Pulau Kalimantan. Namun WWF memperingatkan bahwa habitat yang luas tersebut saat ini terus terancam oleh konversi hutan untuk dijadikan kebun karet, kelapa sawit dan hutan tanaman industri sebagai bahan kertas. Menurut hasil penelitian organisasi konservasi global, sejak 1996, penebangan hutan di Indonesia telah meningkat rata-rata dua juta hektar tiap tahun dan untuk saat ini hanya separuh dari hutan asli Kalimantan yang masih tersisa,

"Area pedalaman yang jauh dan sulit dijangkau, yang merupakan bagian dari kawasan "Heart of Borneo" adalah salah satu benteng terakhir dunia untuk ilmu pengetahuan dan penemuan banyak spesies baru. "Kita tinggal menantikan kejutan yang berikutnya," Chapman menambahkan. " Selain itu hutan ini juga penting sebagai wilayah sumber mata air bagi sungai-sungai utama di pulau ini, dan juga bertindak sebagai suatu "sekat bakar" alami terhadap masalah kebakaran yang sudah membinasakan dataran rendah tahun ini."

Pada pertemuan Konvensi Keanekaragaman Biologi (UN Convention on Biological Diversity) yang berlangsung pada bulan Maret 2006 di Curitiba, Brazil, ke tiga Pemerintahan yang memiliki wilayah di Pulau Kalimantan - Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia- menyatakan komitmen mereka untuk mendukung suatu prakarsa untuk memelihara dan melestarikan keberlangsungan "Heart of Borneo". Saat ini diharapkan agar ketiga negara tersebut akan memfinalisasi suatu deklarasi bersama sebagai langkah global dari kepentingan mendesak untuk menempatkan "Heart of Borneo" dalam prioritas konservasi

ist.
Ikan cupang spesies baru yang diberi nama Betta uberis

Pulau Kalimantan merupakan salah satu dari dua tempat di bumi- satu lainnya adalah Pulau Sumatra - di mana ditemukan spesies-spesies yang terancam punah seperti orangutan, gajah dan badak hidup berdampingan. Kehidupan spesies liar lainnya yang terancam di Kalimantan antara lain macan dahan, beruang madu, dan Owa-owa endemik. Pulau Borneo merupakan rumah bagi 10 spesies primata, lebih dari 350 spesies burung, 150 reptil dan ampibi serta 15,000 tumbuhan.

Sebuah laporan dari WWF yang diluncurkan tahun lalu - Borneo dunia yang hilang: Penemuan Species baru di Borneo (April, 2005) - menunjukkan bahwa antara tahun 1994 dan 2004 sedikitnya 361 jenis yang baru telah ditemukan. Jumlah ini artinya rata-rata ditemukan tiga spesies baru per bulan dalam area yang luasnya sedikit dua kali lebih besar dari Jerman. Jumlah ini mencakup 260 serangga, 50 tumbuhan, 30 ikan air tawar, 7 kodok, 6 kadal, 5 kepiting, 2 ular dan seekor katak. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa masih terdapat ribuan lebih spesies yang belum dipelajari.(*)



Sumber: BBC
Penulis: Wah

A Haas/WWF
Katak pohon yang ditemukan di Borneo ini diyakini sebagai spesies baru. Katak ini diberi nama Rhacophorus gadingensis.




http://www.kompascetak.com/ver1/Iptek/0612/20/105654.htm

No comments: